Hari ini jadwal aku kuliah memang tak ada. Ya begitulah nasib angkatan atas ini..sudah waktunya untuk menjejakkan kaki di dunia sebenarnya. Sebenarnya? Ia sebenarnya , karena ketika kau telah menyelesaikan pendidikan di bangku perkulihan berarti itulah awal dari segala hal, kau dituntut untuk mengaplikasikan semua ilmu yang telah kau usahakan sekeras-kerasnya selama ini untuk diabadikan dalam sebuah karya di kehidupan orang banyak.
Jadwal semester 8 ku ini memang belum benar-benar fix, dikarenakan belum dilakukannya PRS. Selain itu, memang persoalan tugas akhirku yang belum fix untuk ditempatkan dimana menjadikan minggu pertama perkulihanku ini serasa masa liburan. Datang ke kampus hanya untuk bertemu teman, ke perpustakan, atau sekedar untuk mencari informasi dari dosen pembimbing. Hari ini aku memang sudah menjadwalkan apa saja yang akan aku lakukan, yup tak seperti hari-hari biasa di minggu ini yang hanya berleha-leha depan computer menunggu email atau pergi sekedar ke kampus untuk mengunjungi pembimbing atau bahkan keperpus. Hari ini aku berencana untuk pergi ke kampus untuk mengumpulkan formulir pendaftaran penjaga USM, ke job fair di SABUGA ITB, lalu pergi ke Panti Wyata Guna.
Kegiatan-kegiatan itu memang bukan hal biasa bagiku karena event2 itu hanya kualami jika event2 itu ada dan jika ada yang mengajakku untuk melakukan hal-hal tersebut. Siang tadi aku kekampus dan janjian jam11 dengan seorang teman seperjuangan walaupun jadwal jumaatan akhirnya berakhir dan akhirnya baru saja terlihat batang hidungnya si kawan, ga dapet angkot ternyata dia. Berhubung transkip nilai belum bisa dikeluarkan akhirnya batal sudah untuk memberikan formulir pendaftaran, diundur sampe hari senin. Sedangkan job fair, sudah diurungkan tak jadi pergi dan memustuskan untuk fix pergi ke panti sesuai rencana td malam.
Semalam setelah pulang dari MY seperti biasa aku membuka YM. Tiba2 ada message offline dr seorang teman. Ku baca, hm….kegiatan menjadi reader matematika dan bahasa inggris untuk para tuna grahita di wisma wyata guna. Tak ku balas setelah aku membacanya. Ntah mengapa setelah kubaca massage tadi aku langsung meyapa teman seperjuanganku tadi yang sedang online, lalu ku ajak temanku itu untuk datang dalam kegiatan yg dijarkomkan oleh temanku tadi dan ternyata temanku mau. Baru setelah itu, aku membalas ajakan temanku itu untuk datang dalam kegiatan tersebut. Jam 3 aku dan temanku Nadia sudah sampai di tempat untuk kita berkumpul di GMKI, kami menunggu teman2 yang lain termasuk teman gerejaku Dian. Aku bukan anggota GMKI, datang dalam acara-acara yang di adakan di GMKI pun aku baru sekali, itu pun bersama Dian, acara natal 2010 kemarin. Nadia bermeluk agama muslim. Tapi itu bukan jadi satu urunganku untuk tak mengajak teman muslimku yang lain dalam kegiatan mulia itu, sayang mereka tak bisa ikut tadi karena sudah ada urusan masing-masing. Beberapa lama berlalu ternyata aku bertemu teman lama, tetangga lamaku marselina, lama tak bersua sampai tak tahu harus memilih membicarakan topik mana sangking banyak yang ingin diutarakan namun waktu yang singkat membuat kami tak banyak berbagi hal-hal tentang masa kini.
Setelah menunggu teman-teman yang lain, kami berangkat dengan angkot yang telah disewa untuk pergi ke panti. Panti itu sering kulewati bila aku memilih rute yang cukup jauh bila ke kampus. Panti itu ada tepat di depan GOR Padjajaran. Aku baru tau akhir-akhir ini dari mamahku bahwa tempat itu sekolah untuk para tuna netra. Tapi selama bertahun tahun tinggal di kota berbunga ini aku belum pernah mejejakkan kakiku disana. Ingin sekali fikirku saat itu. Dan mungkin moment ini waktu yang tepat untuk memberantas rasa penasaranku tentang tempat itu.
Sesampai disana aku melihat halaman yang luas sama sperti yang aku lihat dari jalan raya setiap aku melewatinya. Aku bersama teman-teman yang baru aku kenal beberapa jam yang lalu pergi ke dalam. Jadi tempat itu terdiri dari beberapa wisma setahuku ada 16 wisma disana. Aku pergi ke tempat wisma yang ada di dalam panti tersebut aku lupa nama wisma itu, tapi aku cukup ingat beberapa wajah yang ada didalamnya. Pertama datang aku langsung diperkenalkan oleh beberapa saudara kita yang sangat ramah disana. Berhubung aku tidak ditempatkan disana aku diminta untuk menjadi reader bahasa inggris bersama Nadia di wisma anis, setibanya disana aku dipertemukan dengan Hendra dan Bayu, mereka tinggal di wisma tersebut. Aku menjadi reader Bayu, Bayu kuliah di UPI dia angkatan 2005 dan dia menempuh kuliah di jurusan pendidikan SLB. Aku diminta untuk membacakan bacaan yang menurutku itu merupakan potongan Bab III dari sebuah skripsi dan beruntungnya itu tidak dalam bahasa inggris. Aku membacakannya perlahan supaya dia bisa mengerti apa yang aku bacakan. Bukan perkerjaan yang membutuhkan pengorbanan yang cukup berarti selain aku meluangkan waktu yang aku punya dan mengeluarkan suaraku untuk membacakannya.
Bacaan itu berisi tentang penelitian apakah anak-anak di SLB bisa memahami pelajaran matematika dengan mengunakan beberapa parameter yaitu dengan tes (pretest dan protest) dan dengan menggunakan angket. Disana terdapat beberapa tabel dan rumus-rumus yang berkaitan dengan penilaian dan cara mendapatkan beberapa data yang valid dengan beberapa metode dan cara-cara untuk memperoleh data tersebut. Aku membacakan tabel itu, mungkin cukup mudah untukku mengartikan tabel dan rumus-rumus tersebut dalam keadaan mata ini namun untuk membacakan tabel itu agar orang lain dapat mengerti pengertian dan penggunaan dari tabel dan rumus-rumus itu cukup sulit apalagi orang tersebut tidak bisa melihatnya. Mungkin aku saja yang masih memiliki anugrah untuk bisa membaca kadang masih bingung untuk mengartikan tabel dan rumus2 yang ada. Apalagi dalam bab tersebut terdapat hampir lebih dari 2 tabel, namun yang kugakum dari seorang Bayu dia bisa menghafal semua yang telah aku baca, tanpa aku harus mengulangnya berkali-kali.
Lain halnya dengan Hendra, walaupun kuliah sama-sama di UPI namun hendra orangnya lebih cakap dalam berbicara. Dia bertanya tentang kami ( aku, Nadia, 2 teman baruku Della dan Anggi) selain itu kami pun bertanya tentang orang-orang yang ada dipanti ini. Dari paparan Hendra aku cukup mendapatkan pelajaran yang cukup untuk mengetahui apa yang mereka pelajari di panti. Panti ini milik pemerintah, jadi hampir semua tuna netra disini tinggal di asrama yang terdapat di panti ini, selain itu orang tua mereka banyak yang menitipkan anak mereka disana untuk sekolah, untuk biaya asrama ditanggung oleh pemerintah, namun untuk biaya kuliah dibiayai oleh orangtua masing-masing anak. Selain ada yang sekolah ternyata dipanti diajarkan beberapa keterampilan salah satunya seperti keterampilan memijat. Untuk keahlian yang satu itu memang sudah teruji oleh semua orang. “Sayang masih banyak keluarga yang menyembunyikan anak tuna netranya dirumah” tutur Hendra. Bener juga kata Hendra, aku berharap orang-orang diluar sana mengetahui keberadaan sekolah yang memang luar biasa ini. Hingga kekurangan yang ada bisa dijadikan kelebihan yang luar biasa.
Dipanti ini lebih banyak orang pendatang dari luar kota sama seperti Hendra berasal dari Tasik. Dipanti ini ada juga adik kecil kita disana, bernama Heni. Heni sekolah kelas XII dia sekolah musik di SD Panti Wyata Guna dan beruntungnya aku bisa mendengarkan suara merdunya melantunkan lagu yang akhir-akhir ini suka kunyanyikan ( miris dengernya, hmpir saja aku berkaca-kaca). Heni bisa memainkan beberapa alat musik seperti gitar dan biola, sayang aku belum bisa mendengarkan gesekan biola dan petikan gitar dari jarinya yang manis itu karena gitarnya rusak. ( tau gitu biola dan gitar nganggur dkamar,aku bawa kesana). Disana juga masih banyak adik-adik kecil yang sangat manis, salah satunya gadis kecil berambut hitam lurus terurai yang sedang berulang tahun, sayangnya aku lupa namanya tapi adik itu cantik, model rambutnya hampir sama dengan Nikita penyanyi lagu rohani, anaknya pemalu tak sama seperti Heni yang suka bernyanyi, tapi adik itu sangat menarik untuk menjadi teman berbincang teman-temanku disana.
Hari ini, memang bukan hari yang besar. Namun hari ini, bagiku hari berkat tercurah untukku bukan dalam hal material namun dalam hal spiritualku. Bersyukur dengan semua yang telah aku miliki, dan berjuang untuk mengucapkan syukur kepadaNya melalui sesama dengan semua talenta yang telah Dia berikan dalam kehidupanku. Aku sangat berterimakasih untuk panitia yang berinisiatif mengadakan kegiatan ini khususnya untuk GMKI. Aku harap kegiatan ini bukan hanya sampai disini saja. Banyak hal yang belum aku pernah dapatkan ada disana, kadang apa yang bisa aku kasih untuk mereka mungkin bukan sesuatu hal yang mahal, tapi bagi mereka mungkin dengan keberadaan kita disana menjadi sesuatu yang sangat berharga. Yang mereka perlukan adalah kasih dari kita, saudara-saudarnya. Mungkin dalam hal ini kita tidak perlu menunggu untuk menyelesaikan perkuliahan kita demi membagikan kasih diantara sesama kita. Karena yang ku tahu saat ini mereka sangat membutuhkan sekali reader terutama untuk teman-teman kita yang akan ujian. Selain menjadi reader kita juga bisa untuk membacakan cerita-cerita untuk adik-adik kita disana, menulis atau menyalinkan pelajaran, mengetikkan pelajaran – pelajaran ke komputer agar mereka bisa mendengarkan apa yang telah kita ketik tadi, atau dengan berbincang-bincang dengan mereka. Berharap hari-hari berikutnya bukan hanya teman-teman baruku yang tadi saja yang datang ke tempat itu tapi kamu, organisasi-organisai atau unit-unit mahasiswa lainnya, dan teman-teman yg lain bisa berniat untuk datang dan berbagi mata untuk saudara-saudara kita disana. Semoga kita bisa jadi terang kasih bagi dunia!
CP Wyata Guna : Jalan Padjajaran NO.52 Telp/ Fax (022)4205214-4203148 BANDUNG
e-mail : psbn_wyataguna@live.com