Kamis, 30 September 2010

dreams

menunggu masuk kuliah itu sangatlah membosankan..palagi nunggu berjam-jam kaya skrng ini..untungnya g ga sndirian,,
g ma temen g entah mengapa ke lab komp di kampus dan berniat untuk menghabiskan waktu di lab..ga pake komputer di lab c..tapi bwa laptop sendiri..haha..aneh kan..ya abis komputer di lab disetting gt c ga bisa wifi jad ya bawa masing2 deh..kalau nongkrong di sc ( student center ) maleusshh, bau abis byak yang suka ngeroko gt..cape juga kan..
mending di lab nebeng kelas orang duduk di plg belakang,maen inet..hahaha...


pasti udah pernah denger lagu ini :
I have a dream, a song to sing
To help me cope, with anything
If you see the wonder, of a fairytale
You can take the future, even if you fail
I believe in angels, something good in everything I see
I believe in angels, when I know the time is right for me
I'll cross the stream, I have a dream

I have a dream, a fantasy
To help me through, reality
And my destitation, makes it worth the while
Pushing through the darkness, still another mile
I believe in angels, something good in everything I see
I believe in angels, when I know the time is right for me
I'll cross the stream, I have a dream

I have a dream, a song to sing
To help me cope, with anything
If you see the wonder, of a fairytale
You can take the future, even if you fail
I believe in angels, something good in everything I see
I believe in angels, when I know the time is right for me
I'll cross the stream, I have a dream

I'll cross the stream
I have a dream...







hm...entah mengapa diselang waktu ini ingin  g berbagi sesuatu yg tlah g dapat...
kemaren2 g sempet baca buku,dan ada beberapa tulisan yang menarik hati g..memberi inspirasi dan memberikan dorongan..walaupun sedikit,tp kalau g berulang kali baca kata2 itu g jadi bersemngat untuk tetap berusaha mengejar apa yang ingin g kejar dalam hidup g..


dalam buku itu tertulis:
"Nun jauh disana di dekat sinar sang surya
terletak impian-impianku yang tertinggi..
Barangkali aku tak akan meraihnya 
tetapi aku bisa mendongak dan melihat keindahan mereka..
mempercayai mereka dan mencoba mengikuti mereka.."
(by louisa alcott)


impian g memang banyak,ada yang g pikir mungkin itu sulit untuk g raih ada pula yang g tetap pertahankan selama ini.. berat awal g rasa memikirkan segala citacita dan harapan  g..namun setelah g baca berulang kali g  rasa memang benar..
kita terlahir dari suatu impian, dan terlahir dengan suatu impian..
jangan pernah berfikir seseorang tak pernah memiliki sebuah impian, sekecil apapun keinginan kita menurut g itu adalah sebuah mimpi dan cita..
g tau kita jangan terlena akan mimpi..tapi bangun dan berjuanglah untuk setiap mimpi kita..sama seperti bacaan itu..walaupun kita berfikir itu terlalu tinggi setidaknya kita mencoba mengikuti mimpi kita..merasakan apa yang ingin kita rasakan dan percaya akan mendapatkannya suatu saat nanti..walaupun pada akhirnya mungkin kita tak mendapatkannya, namun mimpimu menuntunmu ketempat kau seharusnya berada...karena semua itu berawal dari mimpi dan segala sesuatu itu memang akan berjalan sesuai dengan rencanaNya..
just believe that your mighty God always be with u and gives the best for you...

Kamis, 23 September 2010

for the second..

tadi pagi berhubung nebeng maria natasia jadinya ak mesti jalan ke depan terusan jalan jakarta..
biasa aku  menunggu mobil temenku yang satu ini , di depan tukang las mobil depan ahli bedah mulut gt..tp tak seperti biasanya aku dihampiri ibu2 berjilbab, datang menghampiri dan bertanya dimana beliau bisa mendapatkan KOBUTRI aka KPAD. jelas saja kalau beliau nunggu di jalan itu ga kan dapet2.alhasil aku kasih tau kalau jalan yang harusnya beliau ambil untuk mendapatkan KOBUTRI tersebut. tapi anehnya kenapa beliau tidak beranjak pergi??

3 menit berlalu tetap ku tunggu mobil kijang emas muda berisikan sohib SMAku itu..tiba2 c ibu menghampiriku kembali..aneh kutatap matanya..(sambil takut c ,,takut dihipnotis..).tiba2 c ibu bercerita kalau beliau hendak pergi ke rumahnya di tanggerang,HAH????tapi uang nya cuman ada 5 ribu..walaaahhhhh...
tiba2 kuteringat kejadian setahun yang lalu didepan kampusku..ada seorang ibu yang membawa seorang anak kecil menghampiriku dan meminta uang padaku,saat itu aku memang kasian. apalagi dengan anak yang ada di pangkuannya alhasil kuberikanlah uang jajanku yang tersisa satu satunya ternyata besoknya kulihat c ibu itu ada di depan kampus ku, dan temanku bercerita ttg ibu itu yang ternyata beliau hanya meminta tapi dengan alasan yang tak sebenarnya,,kesal tak bisa..marah pun buat apa..yaahhh dari situ kuhanya bisa berharap ibu itu tak menipu lagi..walaupun ikhlas tapi kasian juga sama orang yang kena bohong..

dari pengalamanku aku belajar untuk menimbang2 lagi, berhubung aku hari ini cuman bawa uang pas2an jadi ya aku memohon maaf sama ibu itu..yahh...kalau pun benar ibu itu perlu uang dan alasan yg benar pun semoga beliau mendapatkan bantuan dari orang lain dan jika tidak??yaa...semangat bu...hidup ini memang kerassss... tapii berusahalah...

Rabu, 15 September 2010

CICAHEUM-CIROYOM

Jumat 03/09/2010(at cicaheum ciroyom public transportation)


Pagi ini entah mengapa terasa dinginnya menusuk kulitku,kulihat jam dinding hadiah kenaikan kelas di sekolah minggu menunjukkan pk. 05.00 seperti biasa badanku pastinya masih menggeliat menunggu toleransi waktu untuk tidur lagi,hehe.. bukan pemalas, tapi karena efek samping semalem kurang tidur lantaran ikut acara ultah ke-3 angkatanku di SC plus badan terasa pegal masuk angin tentunya, untungnya sebelum mata ini membuka nyokap masuk kamar, dan menyodorkan selimut. Aku sendiri bingung kenapa bukannya bangunin tapi menyodorkan selimut. Padahal kayanya tau kalau aku kuliah jam 7 pagi ini karena ada tambahan kuliah AHT (Analisis Hidraulika Terapan). Badanku si nyaman banget menikmati selimut biru yang biasanya kurasa hangatnya tipis, serasa ga ada bedanya selimut dibandingkan dengan sarung..
Menanti jarum jam dinding menunjukkan pk 05.30 aku melanjutkan tidurku kembali..bangun..dan ritual pagi pun dijalankan,  ngepel rumah..mandi,dandan seadanya, dan capcuss kampuss..
Hari ini aku memutuskan untuk olahraga kaki. Jalan lewat jalan tikus yang mengantarkan aku ke depan Jalan Suci, ko bisa ?? yup ...aneh kan, antapani-cicaheum, bisa g tempuh dalam waktu ya kira-kira 10 menit pake ngosngosan, hahaha.. berhubung aku berjalan di pagi hari dan cuaca udara yang dingin jadi badan tak terasa melelahkan. Setiba di depan jalan Suci seperti biasa menunggu angkot jurusan cicaheum ciroyom, angkot yang sudah lama tak kunaiki selama 2 bulan, hijau tua, ada banyak alasan aku suka naik angkot jurusan ini, pertama karena aku tak perlu turun dan berganti ganti jurusan angkot selama perjalanan ke kampus, murah dan menurutku ini merupakan rute yang paling singkat yang bisa aku tempuh dibanding aku mengambil angkot dengan rute yang lain menuju kampusku di ciumbuleuit.
Selalu saja ada cerita yang bisa kudapat selama melintasi rute angkot cicaheum ciroyom. Dulu beberapa semester yang lalu aku pernah seangkot dengan penjual koran, bapa tua yang sudah beruban dengan bawaan yang banyak mungkin kalu dihitung bisa duaratus koran lebih yang beliau bawa di dalam angkot, shock tertegun menatap beliau tak bisa berkata-kata. Beliau duduk tepat di belakang supir angkot yang kunaiki. Sedangkan aku duduk dispot favoritku (ujung dalam kursi deket jendela sebrang bapa tua itu). Tiba-tiba bapa itu mengajak si supir ngobrol. Si supir menanggapi c bapa itu, mungkin menurut si supir beliau enak dijadikan teman bicaranya. Samar-samar dengan seksama aku ikut mengikuti pembicaraannya itu. Terdiam dan berfikir. Bapa itu menceritakan pada si supir kenapa beliau berjualan koran tersebut, kemana, dan bagaimana. Dulu bapa itu berjualan dengan jumlah kecil dari rumah ke rumah, pendapatan memang tidak setara dengan apa yang telah dia lakukan, tapi dya tidak menyerah begitu saja. Dia tetap berusaha menjual koran dengan menambah jumlah koran yang dya jual. Beliau bilang hidup itu harus dengan kerja keras, rezeki orang itu berbeda-beda, mungkin semuanya harus dari hal kecil tapi nanti hasilnya akan memuaskan. Walaupun beliau hanya berjualan koran dan membawanya dengan memikul berpuluh-puluh koran namun beliau memiliki pelanggan –pelanggan yang selalu menantikan beliau mengirimkan koran di pagi hari.  Singkat kutakbisa melupakan ceritanya, mungkin 10 menit kebersamaanku di angkot bisa ku katakan memberikan pelajaran yang cukup untuk kehidupanku.
Selain itu, dulu aku pernah  duduk di belakang supir angkot. Didepan sebelah supir duduk seorang ibu berpakaian sederhana dan mengajak sang supir ngobrol kebetulan jalanan sedang macet. Dengan cemas aku selalu memperhatikan jam tanganku, cemas telat. Suara si ibu terdengar ditelingaku dengan jelas. Dya bercerita dengan terbuka tentang keluarganya ke supir ini. Ternyata c ibu jualan baso untuk menghidupi dan membiayai sekolah anak-anaknya. Ibu itu bilang dia berhutang sana sini untuk membiayai kehidupan keluarganya dikarenakan sang suami tak mempunyai pekerjaan. Dulu dia bekerja sendiri jualan baso sekarang karena suaminya mau diajak jualan jadi suaminya membantunya untuk menjaga warung basonya. Si supir itu menanggapi cerita c ibu “hidup sekarang ini sangat sulit, tapi Allah selalu punya rencana lain yang baik untuk kita bu. Saya juga susah untuk menghidupi keluarga saya, istri saya dikampung. Saya dikota berusaha untuk mencari uang. Walaupun saya supir tapi saya mencari uang  dengan halal, berapun orang memberikan uang angkot saya tidak akan mengeluh, saya menerima apa adanya karena itu berkat buat saya.dibandingkan saya marah hanya karena orang memberikan ongkos yang kurang dan membenci saya lebih baik saya menerima apa yang mereka berikan pada saya” ( wise bener ini bapa....jarang kutemukan supir angkot kaya begini di kota, dimanapun bapa ini berada Tuhan memberkati bapa dan keluarga pa..) 
Ada juga waktu aku naik angkot jurusan yang sama, namun ketika dalam perjalanan pulang ke rumah aku seangkot dengan tuna grahita. Pake kacamata hitam dan beliau membawa tongkat aluminium yang sering dipakai oleh kebanyakan tunna grahita lainnya. Hmm...jujur aku tertarik dengan penampilan bapa itu. Sebagai seorang mahasiswi di jurusan teknik mungkin penampilan bukan jadi hal yang utama, begajulan pun jadi hal yang biasa, sepatu sneaker bolong, celana robek, kaos tipis mungkin bagi para mahasiswa pria jadi hal yang wajar. Bahkan ada yang beranggapan semakin kucel kamu semakin “better” kamu. Tapi yang terbesit dikepalaku saat itu adalah perbandingan antara teman-temanku dengan beliau. Aku tertarik memperhatikan bapa itu karena penampilannya yang begitu rapih. Setelan sederhana namun membuatku cukup terkesan. Kemeja panjang putih bersih tersetrika dengan rapih, celana hitam kainnya, dan sepatu kulit hitam mengkilat elegan terpasang dikakinya itu. Tas hitam yang biasa digunakan untuk membawa laptop yang entah apa isinya terselempang dibadannya. Simple tapi.. dia terlihat seperti orang lainnya. Kadang tak habis pikir mengapa teman-temanku tak seperti beliau, tak perlu rapih sedetail itu tapi,,tunjukkanlah kalau kita calon penerus bangsa yang bisa dijadikan sebuah panutan, wibawa.
penampilan memang bukan hal yang terutama namun kebiasaan untuk membiasakan diri bersikap rapih mungkin cocok diterapkan walaupun hanya pergi ke kampus kadang kita seenaknya, kadang ak juga tak memperhatikan hal itu.tapi tau untuk menempatkan kerapihan tepat pada tempatnya merupakan pelajaran yang bisa dijadikan contoh pelajaran buatku.

Hal yang paling membuatku terharu yaitu ketika suatu pagi ditengah perjalananku ke kampus, aku seangkot dengan tuna grahita(berbeda dengan cerita di atas). Angkot ini cukup penuh menurutku. Di Depatiukur, bapa tuna grahita itu menyetop angkot karena dya harus melanjutkan perjalanannya dengan mengganti jurusan angkot yang lainnya. C bapa turun dan dya berdiri menunggu. Angkotku tidak langsung pergi tapi ngetem tak jauh dari bapa itu. Di dalam angkot semua memperhatikan bapa itu, hendak mencari tau apa yang akan beliau lakukan. Aku sudah cemas karena sudah terlambat masuk kelas dan tak sabar sang supir melajukan angkotnya itu. Tak berlapa lama tiba tiba seorang gadis seumuranku turun dari angkot lalu datang menghampiri bapa tadi dan dya mengenggam tangan bapa itu lalu menyebrangkan jalan untuk bapa itu. Tak menyangka perempuan itu peka sekali terhadap lingkungannya..menyesal tentunya kenapa ga daritadi turun dan mengantar bapa itu. Lantaran terlalu lama untuk berfikir apa yang saya pilih dan terlambat untuk membantu sesama. Jangan pernah terlambat untuk peka terhadap sesama dan jagan berfikir untuk menolong orang lain karena alllah kita tak pernah terlambat menolong kita.
Terlalu banyak hal yang kudapatkan dari perjalanan menuju kampus, terutama selama perjalanan bersama si hijau caheum ciroyom. 6 semester kira2 selama 3 tahun aku menempuh perjalanan bersama nya tak kusadari banyak hal yang bisa kudapatkan. Kejadian seperti diatas mungkin hanya sebagian kecil yang bisa kutuliskan, namun banyak hal lainnya yang bisa menggugah hatiku dan menjadikannya sebagai sebuah pengalaman dan moment untuk mengaca pada kehidupanku. Semoga kudapatkan pengalaman indah lainnya bersama sang cicaheum ciroyom.hehehe...